Pendidikan
merupakan tolok ukur maju-mundurnya peradaban. Sebuah Negara bisa dikatakan
berperadaban jika kualitas mutu pendidikan dibuyakan dengan baik dan benar
sehingga dapat mencetak benih-benih unggul yang mampu membuat inovasi yang
mumpuni. Begitupun sebaliknya, jika pendidikan tidak dibudayakan secara baik
dan benar, maka jangan berharap akan menghasilkan generasi unggul bagi
berlangsungnya suatu peradaban.
Dewasa
ini, negara Indonesia kembali dikagetkan oleh mutu pendidikan yang terbilang
relatif sangat rendah. Berdasarkan data yang didapat dari Education For All
(EFA) Global Monitoring Report 2011 yang di keluarkan oleh UNESCO diluncurkan
di New York indeks pembangunan pendidikan atau Education Development Index (EDI) berdasarkan data tahun 2008
adalah 0,934. Nilai itu menempatkan Indonesia di posisi ke-69
dari 127 negara.
Padahal,
jika direnungkan seksama, realita menunjukkan bahwa, selama ini banyak pelajar
asal Indonesia, baik Siswa maupun Mahasiswa yang berhasil menjuarai kompetisi
pendidikan yang diadakan oleh banyak negara. Misal; kompetisi Wizards At
Mathematics International Competition (Wizmic) 2014 di Lucknow, India, yang
berlangsung pada 18-21 Oktober 2014. Para siswa dari Klinik Pendidikan MIPA
(KPM) yang mewakili Indonesia meraih delapan medali emas, lima perak, dan tiga
perunggu untuk kategori perorangan. (Tempo,
22/10/2014)
Selain
itu, dikutip dari Kompas yang
menyebutkan, Firman Azhari, mahasiswa Sekolah Tinggi Elektro dan Informatika
Institut Teknologi Bandung (STEI ITB) sekaligus peneliti di BlackBerry
Innovation Center, berhasil keluar sebagai pemenang kejuaraan dunia tingkat
mahasiswa dalam kompetisi Cyber Security yang digelar Kaspersky.
Jika
dipahami secara komprehensif, dengan bukti juara Internasional yang berhasil
diraih para kaum terdidik asal Indonesia, negara Indonesia nampaknya tidak
patut ngresulo jika nyatanya ditempatkan
pada Urutan ke-69 dari 127 negara. Namun yang perlu ditekankan adalah, pemerintah
harus berupaya mensejahterakan kualitas para kaum terdidik. Sebab, selama ini banyak
orang hebat yang berasal dari Indonesia lebih “bangga” hidup di Negeri orang lain
dari pada hidup dinegeri sendiri. Problematikanya
simpel; Indonesia belum sanggup menyediakan lahan bagi para kaum terdidik yang
handal.
Hingga penulis berkesimpulan, selama ini negara Indonesia tidak mau bertanggung
jawab atas lahirnya kaum terdidik yang handal dan mumpuni. Oleh sebab itu,
dalam konteks ini, pemerintah harus berani menanggung “resiko” untuk benar-benar
mensejahterakan para kaum terdidik. Caranya adalah, pemerintah harus mampu
menyediakan lahan pekerjaan bagi kaum terdidik yang memiliki kapasitas ilmu
yang memmpuni. Maksud dari saran tersebut supaya kaum terdidik dapat
menghasilkan karya yang berguna bagi Negeri tercinta, Indonesia.
Tayang di Koran Sindo
Title :
Sejahterakan Kaum Terdidik!
Description : Pendidikan merupakan tolok ukur maju-mundurnya peradaban. Sebuah Negara bisa dikatakan berperadaban jika kualitas mutu pendidikan dibuyakan...
Rating :
5